Rabu, 03 September 2008

APA ITU STEM CELL?

Stem cell adalah sel induk yang merupakan cikal bakal sel-sel dalam tubuh lainnya. Menurut Dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM dari Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, stem cell mempunyai kelebihan yakni mampu memperbanyak diri. ”Dari satu sel induk dapat menjadi beberapa macam jaringan atau sel lainnya,” kata Cosphiadi.

Stem cell bertugas memperbaiki kelainan dalam tubuh. Saat sebuah stem cell membelah, setiap sel yang baru memiliki potensi tetap untuk tetap menjadi stem cell atau menjadi sel yang berbeda fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah, sel otak, sel hati, sel ginjal, dan lain-lain.

Cosphiadi menambahkan, terdapat dua sumber stem cell, yakni stem cell dari embrio dan stem cell dewasa. Stem cell embrionik adalah sel yang diambil dari inner cell mass, yakni kumpulan sel yang terletak di salah satu sisi blastosit yang berumur lima hari. Sel tersebut dapat berkembang biak dalam media kultur optimal menjadi berbagai sel, menjadi sel jantung, sel kulit, dan saraf. Sel induk embrional merupakan sumber stem cell yang paling bagus karena memiliki kemampuan berkembang biak dan berdiferensiasi luar biasa. Masalahnya, penyelidikan penggunaan sel induk embrional amat terbatas karena masalah etik.

Sumber lain adalah stem cell dewasa, yaitu sel induk yang terdapat di semua organ tubuh, terutama di dalam sumsum tulang dan berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan.

Stem cell umumnya bersembunyi di daerah yang kurang oksigen di sumsum tulang. Stem cell akan keluar pada saat tubuh mengalami luka dan menuju daerah yang cedera tersebut. Misalnya ke dalam sel otak ketika penderita mengalami stoke, ke sel darah merah akibat leukemia, dan lain-lain.

”Misalnya sel jantung mengalami kerusakan, maka secara otomatis tubuh pasien akan mengeluarkan stem cell dalam jumlah tertentu sehingga jumlah stem cell-nya meningkat, kemudian stem cell tersebut beranjak ke jaringan tubuh yang rusak,” jelas Cosphiadi.

Stem cell merupakan harapan baru untuk mengobati penyakit yang sulit disembuhkan. Pengobatan dengan stem cell disebut juga transplantasi seluler. Stem cell dapat dispesialisasi menjadi sel saraf di otak, sel otot jantung, sumsum tulang belakang, dan sel tubuh lainnya.

Stem cell telah terbukti berhasil mengobati penyakit multiple myeloma, chronic lymphatic leukemia, thallasemia mayor, infark miokard jantung, stroke, alzheimer, dan lain-lain.

”Pertanyaannya kemudian, seberapa besar efektivitas stem cell? Dipengaruhi beberapa hal,” kata Cosphiadi. Pertama, semakin murni stem cell, maka semakin besar pula tingkat keberhasilannya. Kedua, tipe stem cell akan berpengaruh pada hasil yang dicapai. Ketiga, kondisi dari si pasien itu sendiri. ”Semakin tua seseorang semakin tidak bagus kualitas stem cell-nya, sebaliknya, semakin muda semakin bagus. Teknik pemberian stem cell juga berpengaruh terhadap keberhasilan terapi,” jelasnya.

Hal yang perlu diiangat, dari 10-40 juta stem cell, yang hidup hanya sekitar 10-15% saja. ”Meski demikian, jumlah yang hidup itu memberi manfaat yang sangat besar,” tambah Cosphiadi.

SEJARAH STEM CELL

Terdapat 3 sumber transplantasi stem cell:

  1. Anggota keluarga yang cocok
  2. Kembar identik
  3. Stem cell pasien sendiri yang sudah disimpan sebelumnya

Tiga sifat stem cell:

  1. Mampu untuk berubah manjadi sel jenis lain
  2. Mampu untuk mengembara menuju daerah yang mengalami kerusakan jaringan
  3. Mampu untuk bergabung dengan sel lain di jaringan tersebut.

Nama Prof. DR. Dr. Arry Harryanto Reksodiputro, SpPD-HKOM identik dengan stem cell di Indonesia. Sebab, Guru Besar Hematologi-Onkologi Medik FKUI-RSCM itulah yang pertama kali memulai terapi stem cell di negeri ini.

Tahun 1988-1989 Prof. Arry memelopori terapi stem cell bagi pasien yang mengalami penyakit keganasan darah. Meski Indonesia memulai pengobatan dengan stem cell akhir tahun 80-an, dunia internasional sudah mengenal terapi itu jauh sebelumnya, yakni pada tahun 60-an.

Pada tahun 1963, peneliti di dunia kedokteran menemukan bahwa sel induk dari tali pusat dapat dipakai si bayi dan keluarganya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Darah di dalam ari-ari dan tali pusat mengandung berjuta-juta sel induk pembentuk darah yang sejenis dengan sel induk yang ditemukan di dalam sumsum tulang.

Penggunaan stem cell mulai marak sejak keberhasilan transplantasi sumsum tulang untuk pertama kalinya pada tahun 1968. Pencangkokan darah tali pusat (umbilical cord blood) sebagai bagian dari terapi stem cell pertama kali dilakukan pada seorang anak penderita anemia fanconi di Paris pada tahun 1988. Keberhasilan pencangkokan itu membuka pandangan baru dalam pemanfaatan darah tali pusat yang sebelumnya tidak berguna. Setelah diteliti lebih lanjut, banyak keuntungan yang ditawarkan dibandingkan dengan transplantasi sumsum tulang yang semula jadi primadona. Stem cell dewasa dari darah tali pusat memiliki kemampuan proliferasi yang lebih tinggi daripada sumsum tulang. Selain itu, pencangkokan dengan menggunakan sel induk dewasa dari darah tali pusat ini memiliki tingkat kecocokan lebih tinggi dibandingkan sumsum tulang.

Stem Cell Untuk Penyakit Jantung

Menurut Prof. DR. Dr. Teguh Santoso, SpPD-KKV, SpJP, dalam suatu kesempatan, stem cell telah digunakan dalam pengobatan penyakit jantung seperti infark miokard akut dan gagal jantung.

Dalam pengobatan penyakit jantung, sel induk dewasa yang dipakai umumnya diambil dari sumsum tulang. Dengan menggunakan obat tertentu, sumsum tulang dapat dirangsang untuk mengeluarkan sel induk ke dalam aliran darah, sehingga lebih mudah diambil.

Dengan terapi sel induk, maka jantung yang rusak tidak lagi diganti dengan jantung yang baru. Dengan sel induk, diciptakan otot jantung yang baru dan pembuluh darah jantung yang sehat pada jantung yang sudah sakit tersebut.

Sel induk yang telah diambil harus diolah untuk memisahkan atau memurnikan sel induk. Pengolahan dilakukan dengan mesin khusus (apheresis). Setelah dapat dipisahkan, barulah sel induk dapat dipisahkan, sel induk dimasukkan kembali ke tubuh pasien. Bila diperlukan sel induk dalam jumlah banyak, dapat dilakukan pembiakan sel induk. Keuntungan penggunaan sel induk yang berasal dari tubuh pasien sendiri antara lain adalah tidak adanya reaksi penolakan tubuh terhadap sel tersebut.

Pengobatan dengan sel induk dilaksanakan dengan tujuan untuk perbaikan dan regenerasi jaringan yang rusak, sehingga tidaklah selalu bersifat kuratif total, apalagi bisa dilakukan untuk penyakit degeneratif menahun. Karena itu, pengobatan dengan sel induk sering dibutuhkan pemberian sel induk berulang (booster). Selain itu, pengawasan ketat sangat diperlukan.

Cara pemberian yang paling sering adalah dengan menyuntikkan sel induk langsung (dengan teknik kateterisasi jantung) ke dalam pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang memberikan darah ke otot jantung. Cara seperti ini mudah, aman, dan relatif tidak mahal. Cara ini baik sekali dipakai bagi penderita pasca serangan jantung mendadak yang sudah mengalami intervensi koroner perkutan (kateterisasi) dan pemasangan stent di pembuluh darah yang sebelumnya tertutup pada waktu serangan jantung terjadi.

Cara lainnya untuk pemberian sel induk ke jantung yaitu dengan penyuntikan sel induk langsung ke otot jantung. Untuk keperluan itu, sel induk dapat disuntikkan dengan operasi terbuka. Namun, cara membuka dada seperti ini sangatlah mahal, risikonya pun tinggi dan tidak semua daerah jantung yang membutuhkan penyuntikan sel induk dapat dicapai. Cara lain adalah dengan penyuntikan melalui kateter yang dimasukkan ke dalam ruang bilik jantung.

Tabunglah Ari-Ari Bayi Anda

Ari-ari dibuang atau dikubur, itu dulu. Sekarang, ari-ari alias tali pusat memiliki segudang manfaat. Karena itu bagi mereka yang termasuk golongan berduit, darah tali pusat tidak dibuang, melainkan ditabung. Istilah kerennya asuransi biologis.

Menurut Dr, Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM, darah tali pusat merupakan salah satu stem cell dewasa yang bagus. ”Jumlah stem cell di tali pusat lebih sedikit karena dalam satu kali pengambilan hanya 30 cc,” kata Cosphiadi. Meskipun sedikit, daya hidup stem cell lebih besar. Di samping itu, kualitasnya pun lebih tinggi dibandingkan stem cell yang diambil dari organ lainnya.

Sifat dasar stem cell adalah kemampuannya berkembang menjadi sel lain. Begitu juga dengan stem cell yang berasal dari tali pusat. Sel darah yang dihasilkan dari tali pusat akan berkembang manjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah.

Saat ini stem cell dari tali pusat telah digunakan utnuk mengobati sekitar 80 penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan darah, misalnya leukemia, thalasemia, dan anemia aplastik. Meskipun begitu, stem cell dari tali pusat mulai dikembangkan untuk penyakit lain, misalnya lupus.

Hingga kini telah dilakukan sebanyak 8000 transplantasi darah tali pusat. Karena potensinya yang sangat besar maka tak heran kini di Indonesia muncul industri baru, yakni industri penyimpanan darah tali pusat.

Sumber: Majalah Kesehatan Keluarga ”Dokter Kita” edisi 02 THN III – Februari 2008

robby.nstemp.com/photo6.html

http://stemcells.nih.gov/info/basics/basics4.asp

http://science.howstuffworks.com/stem-cell3.htm

robby.nstemp.com/photo6.html

www.csa.com/discoveryguides/stemcell/overview.php

www.scq.ubc.ca/stem-cell-bioengineering/

Tidak ada komentar: